Saturday, July 30, 2011||
Merdeka dan mandiri
"Kadang anda lihat, satu orang dengan orang lain dibimbing dengan cara yang sama, diberi fasilitas yang sama. Juga sama-sama punya waktu 24 jam, tetapi yang satu lebih maju dari yang lain. Saya pakai komputer, anda juga pakai komputer. Saya punya office, anda juga punya office. Tapi hasilnya berbeda.
Anda jawab, “Oh, nasibnya berbeda.” Memang enak jawab begitu. Tapi kita harus lihat lebih dalam. Ialah yang berbeda produktivitasnya, karakteristiknya. Kualitas yang menunjukkan kebijakan manusia.
Indonesia itu besar pasar domestiknya. Tetapi kita tidak dibenarkan hanya sebagai konsumen. Kita harus menjadi produsen. Sekarang bahkan sepatu pun kita sudah malas membuatnya. Jangan heran, pada akhirnya banyak yang unemployed. Atau jadi kuli, jadi pembantu rumah tangga dari negara-negara lain yang berdagang di Indonesia.
Itulah yang menjadikan orang di Indonesia merdeka, tapi tidak mandiri. Ada yang mandiri, tapi tidak merdeka. Kita butuh dua-duanya. Itu syarat untuk menjadi negara dengan SDM yang unggul.
Anda keturunan pejuang yang berbudaya. Tapi perjuangan juga tidak bisa random, harus ada programnya."
Ini beberapa penggal kuliah umum yang disampaikan Prof. BJ Habibie di Aachen, Jerman, yang saya dengarkan via Radio PPI Dunia. Di pidatonya ini, beliau menyayangkan keadaan negara Indonesia yang tidak kondusif untuk pembangunan industri strategis yang terkait teknologi. Ia juga sesekali menceritakan 'sakit hatinya' dahulu, terutama saat proyek pesawat andalan N250-nya dihentikan tahun 1997.
"Saya cerita ini, untuk memberikan motivasi. Jangan lagi mencari-cari alasan. Tidak ada alasan untuk mengatakan tidak mampu, menyalahkan pemerintah dan keadaan, pokoknya mampu! Orang berpendidikan jangan sekedar jadi kuli atau pembantu. Anda harus cari jalan keluar permasalahan di Indonesia. Bukan lagi saya yang harus melakukan, giliran anda. I am soon gonna join my wife. Tapi sebelumnya ini saya kasih dulu tongkat estafetnya, generasi anda lanjutkan.
Saya punya prinsip ada lima. Work very very hard. Be honest and fair. Be professional. Be low-profile. Dan satu lagi, you have to move very fast."
--
Banyak yang mengkritik beliau karena proyek pesawat terbangnya dianggap terlalu banyak memakan uang negara. Tapi di luar itu semua, beliau adalah orang yang punya semangat, kerja keras dan impian besar yang berujung pada kontribusi yang luar biasa.
Kemerdekaan dan kemandirian adalah dua hal yang berbeda. Dan saya setuju, kita Indonesia baru punya satu di antaranya.